MIMPI adalah Kunci

Semua berawal dari perkenalanku dengan dunia maya di penghujung 2008. Satu per satu orang-orang yang pernah hadir, kenal, dan akrab, kembali terhubung. Pak Ali Khomsan, seorang pakar gizi terkenal, yang dulu menjadi pembimbing akademik waktu aku kuliah di GMSK-IPB, termasuk dalam daftar pencarian orang yang aku lakukan.

Setelah searching beberapa lama, dengan pede aku add seseorang yang bernama Ali Khomsan. Agak ragu memang, karena profile-nya hanya siluet dengan rambut jambul khas face book. Ternyata itulah jalan yang membawaku kembali ke kampus. Pak Ali yang kucari ternyata benar beliau.

Satu hal yang tidak pernah aku lupakan dari Pak Ali adalah kalimat yang diungkapkannya waktu aku baru saja lulus ujian sarjana. Dia begitu antusias menyuruhku langsung ambil S-2, “Bareng Al Suhendra,”katanya waktu itu. Al, temanku itu, sekarang sudah jadi pakar biokimia makanan dan beraktifitas di UNJ. Bagi Pak Ali, kata-katanya mungkin biasa saja, tapi aku menyimpannya terus dalam memoriku dan aku menganggapnya sebagai sebuah doa sekaligus motivasi.

Jujur aja, agak kaget waktu Pak Ali menawarkan aku untuk ketemu dan bahkan memberiku nomer HP untuk bikin deal. Tanpa basa basi, beliau juga membuatkan rekomendasi untuk mendaftarkan diri di Pasca Sarjana IPB. Gak tanggung-tanggung, beliau langsung menghubungi Bu Melly Latifah di ruangannya untuk memberikan aku rekomendasi yang sama. Saat itu juga, aku mendatangi ruangan Bu Melly Latifah, dosenku juga waktu di S-1. Beliau menyambutku dengan sambutan yang luar biasa. Padahal 15 tahun telah lewat, sejak aku lulus dari tempat ini.

Aku ingat sekali, hari itu Kamis tanggal 25 Juni 2009. Sungguh tak kusangka, sambutan orang-orang hebat ini. Bagaikan mimpi di siang bolong, saat itu juga aku mendapat rekomendasi dari 3 dosen sekaligus sebagai persyaratan untuk mendaftar di Pasca Sarjana. Bisakah aku? Padahal hari Selasa 30 Juni 2009 adalah hari terakhir pendaftaran. Sinopsis tesis belum terbayang, dan uang pendaftaranpun tak kelihatan??? Tapi entah kenapa, aku mendapat energi yang begitu besar ketika mendapat respon yang positif seperti ini. Siapa lagi yang campur tangan kalau bukan Allah SWT yang Maha Segalanya…?? Semoga Allah ridho……

Akhirnya, aku ada disini. Seorang pengelola taman kanak-kanak kecil dan guru honorer di SD Negeri Pondok Petir 03, sekolah lagi….. Diantara orang-orang besar dan punya kedudukan, jujur aja, aku merasa begitu kecil…. Walaupun aku belum pernah menghitung secara statistik, umumnya yang ambil pasca sarjana adalah dosen atau orang-orang yang punya karir cemerlang. Tapi rupanya, obsesiku 15 tahun yang lalu, bagai tak punya ruang lagi dalam benakku. Ia butuh tempat untuk berlari dan mengejar mimpinya yang tertinggal. Tak peduli siapa aku dan apakah aku…

Seperti kata Bu Melly, “Kamu guru, kamu hebat, dan jangan bilang ‘cuma guru’!” Ya memang, siapapun orangnya tetap boleh punya cita-cita,,, seperti kata Nidji dalam Laskar Pelangi: …mimpi adalah kunci..untuk kita menaklukkan dunia….berlarilah tanpa lelah..sampai engkau meraihnya…

Tidak ada yang tidak bisa kalau berusaha, tidak ada yang tidak mungkin kalau berjuang. Terimakasih untuk semua yang telah membantuku mewujudkan mimpiku, untuk menjelajah samudra ilmu-NYA. Semoga perahuku sampai ke tujuan. AMIIN.

KAMI BERTUJUH

Kami bertujuh. Angkatan kedua dari Program Master Ilmu Keluarga dan Perkembangan Anak, satu-satunya yang ada di Indonesia. Aku, Kenty Martiastuti, yang tertua di antara teman-teman, adalah pengelola sebuah taman kanak-kanak dan guru honorer di SD Pd Petir 03 Depok. Jabatan terakhir terpaksa aku lepas karena kesibukan kuliah dan tugas-tugas yang menggunung. Anak2ku suka tanya kenapa saya kuliah lagi (pertanyaan sulit, Nak!). Aku selalu bilang, ilmu pasti ada manfaatnya Nak…sekarang..ataupun nanti.. Yang jelas, aku hanya orang kecil yang punya mimpi besar….

Mulyati, dosen luar biasa di UNJ yang tinggal di Ciomas Bogor. Setia kawan banget, suka nalangin kita-kita kalo ada fotokopian dan paling rajin sms atau telpon ke temen-temen. Kadang suka panik kalo ngomongin tugas, karena ngerasa gak punya basic. Tapi akhirnya beres juga sihhh… Tenang aja mbak…kita juga belum selese koq tugasnya..hi..hi..

Dian Novita, dosen di UT Pd Cabe. Pas masuk kuliah di IPB, pas banget dinyatakan positif hamil. Kehamilan yang ditunggu2 setelah 2 sebelumnya tidak berhasil bertahan. Yang lucu, waktu di USG, dede bayi pegang keningnya lho. Pasalnya sebelum USG, mamanya abis ngerjain tugas PIK yang super banyak. Gapapa Dek.. ntar langsung jadi Master yahh!!
Tiap kuliah pulang bareng aku yang searah perjalanannya. Harus kuat yang sayang, karena perjalanan kita hampir 100 km pulang pergi lho…naik turun angkot pula…
Dia yang paling rame diantara kita semua. Makanya gak ada lo gak rame (kayak iklan ajah!!)

Wiwik Gusnita, dosen Universitas Negeri Padang (UNP) yang juga asli Minang, harus rela berpisah dengan Syifa dan Papanya demi tugas negara. Cari ilmu terus Buuu, sampai ke negeri Bogor….he..he.. Paling seneng kalo liat si Uni ngomongin Syifa, matanya pasti langsung berbinar-binar deh. Dia yang paling sering digodain Ilham karena logat Minangnya yang masih kental. (Kualat kamu Ilham!!)

Rahmania Abidin, dosen STKIP di Ambon yang asli orang Bugis ini, paling pendiam diantara kita semua. Beruntungnya Nia, sang suami ambil S-3 juga di IPB jadi mereka sekeluarga boyong ke Kota Hujan, bahkan mengorbitkan seorang Junior di akhir semester 1 kemarin. Selamat ya Nia,, semoga si kecil juga hebat seperti Abi Uminya. Amiin

Puji Handayani, satu-satunya yang masih single fighter di antara kita. Ambil S-1 di kehutanan dan akhirnya nyasar di IKA karena tersesat kayaknya… (tanya jalan ama bang Tarzan dong…Ji…). Termasuk yang paling muda, tapi dia jadi Bu Guru buat kita-kita karena otaknya yang encer (bubur kaleee), terutama untuk mata kuliah Statistik. Orangnya manis, imut dan lembut…tappiii suka dateng galaknya lho kalo ‘murid-muridnya’ susah diajarin.. Aku suka deg-degan kalo nada suaranya mulai meninggi..wahhh ada yang kena semprot nihh. (Jangan galak-galak dong Bu.. kita kan atut jadinya…)

Mohammad Ilham, satu-satunya yang ganteng diantara kita bertujuh. Sebenarnya udah ngambil Master di tempat lain, tapi gak tau juga kenapa jadi tertarik masuk IKA? Mungkin karena pengen jadi ayah yang baik buat Dzakwan kali ya… (so Pasti!!). Ibu-ibu IKA seneng banget nyuruh2 dia, mentang2 cowok sendiri dan paling muda di antara semua ya! Gayanya akademisi banget, dari bicaranya sampai penampilannya. Yang jelas, tiada hari tanpa BATIK.. (jangan2 lemarinya batik semua tuh..he..he..)

Gak terasa udah masuk semester 2 dari 4 semester yang direncanakan. Ayo semangat ya teman-teman, walaupun Bogor sering hujan dan tugas kita kebanyakan… (Kata Bu Euis, gak ada korelasinya tuh…he..he.)
Ini buat seru-seruan aja yah…jangan diambil hati lho… suatu saat pasti kita kangen-kangenan deh.. hiks..hikss
OK….DO YOUR BEST! LUV U ALL…………..

Tinggalkan komentar